Rabu, 04 April 2012

Tadi siang dia nelpon, cukup lama. Percakapan kami sih cuma sekali-kali. Lebih banyak aku mendengarkan dia berinteraksi dengan keluarganya. Bercerita dengan Ibunya, nyuruh-nyuruh adik laki-lakinya, mengganggu dua orang adik perempuannya. Dan saat itu.. aku diam-diam nangis. Hehe.
Aku iri. Dengar dia ganggu adiknya gitu, rasanya pengen punya kakak yang gangguin aku. Kakak yang perduli sama aku. Haaaaaaaah.. Langsung flashback. Aku teringat bagaimana aku merasa hidupku itu hampa kasih sayang pria. Ayah yang jarang ada, kalaupun ada, aku lebih memilih menghindarinya. Makanya, ketika punya pacar, aku kayak orang kemaruk. Nuruuuuut aja sama apa maunya pacar. Cemburuan minta ampun. Aku takut  kehilangan apa yang sudah aku dapatkan, kasih sayang laki-laki. Sampai lama-lama aku sadar, nggak bisa terus begini. Aku harus kembali perkasa lagi. Aku harus bisa menghadapi semua sendiri. Karena seperti kata mama waktu itu, kalau kedua orang tuaku sudah tidak ada, maka aku akan benar-benar sendiri. Sebab tidak ada orang yang akan perduli padaku seperti mereka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar